Powered By Blogger

welcome to MY WORLD

Hi, this is blog of hullie "QUEEN"

Have fun GUYS!
^^

about "BEECHINSTEIN"

Foto saya
Borneo, Indonesia
i'm 17th

need help?

Rabu, 15 September 2010

Cerita inspirasi-tugas MPKMB47

Nama : Febrina Berlianti
NRP : C44100084
Laskar : 25
------------------------------------------------------------------------------------

Cerita Inspirasi I:
AKU BISA!

Cerita ini bermulai ketika saya masih duduk di bangku SMP, saya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paduan suara. Bukan karena suara saya bagus, bahkan sebaliknya suara saya tergolong tidak merdu. Tapi entah kenapa, setiap kali ada seleksi saya selalu lolos, mungkin inilah namanya keberuntungan beruntun.

Saat itu paduan suara sekolah kami terpilih dalam rangka menyambut kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Kalimantan Tengah. Saat itu di sekolah kami hanya 50 orang yang akan dipilih melalui seleksi bersama dan coba tebak? lagi-lagi saya lolos. Tetapi di suatu hari tanpa disengaja, saya dan teman gank saya mendengar pembicaraan dua guru pelatih paduan suara kami. Mereka berkata seraya berbisik dan tertawa kecut “biar saja si febrina masuk, biar kita....” Sungguh menyebalkan, kata-kata terakhir malah tidak terdengar jelas di telinga saya. Saat itu ketika saya perlahan mulai menyadari bahwa keberadaan saya di kelompok paduan suara bukan karena saya benar-benar mampu (walau saya sudah lama menyadarinya, tapi sekarang benar-benar menyadari), saya berkata dengan teman saya, “saya mundur saja dalam kelompok paduan suara!”, tapi teman saya berkata bahwa saya jangan mundur, dengan alasan kebersamaan dan sebagainya. Semenjak saat itu muka ceria saya yang berubah menjadi buah asam. Sungguh, walaupun waktu itu saya tak mendengar jelas, tapi kata-kata terkahir itu terdengar seperti diperalat atau sejenisnya, ditambah tatapan beliau yang sepertinya berkata bahwa saya membutuhkannya untuk tetap ada, benar-benar menusuk hati ini.

Saya sempat berpikir untuk tetap mundur, tetapi hati saya berkata, “saya mundur takkan menjadi apa-apa, malahan guru saya mungkin akan tertawa girang di belakang saya. Saya harus berusaha untuk lebih baik, saya akan buktikan bahwa saya bisa”. Tetapi tebaklah yang terjadi? Cerita di dongeng tidak terjadi pada saya, walaupun si buruk rupa berubah menjadi pangeran yang tampan, suara saya malah tak berubah sama sekali, tetap tak merdu, tak ada keajaiban. Hingga suatu hari, saya memberanikan diri untuk menjadi seorang dirigen. Dan yang terjadi ialah saya benar-benar menjadi dirigen bahkan hingga sekarang. Saya mulai bergelut dibidang yang baru. Saya pun tertawa dalam hati, tetapi tidak meninggikan diri, saya berkata dalam hati, “sekarang siapa yang membutuhkan siapa, hahahahaha”. Saya benar-benar menjadi salah satu yang dibutuhkan kehadirannya tiap paduan suara, karakter pemimpin dalam diri dirigen untuk memimpin para penyanyi, mengagumkan tetapi lucu, terutama ketika saya mengingat bahwa saya sering menjuluki para dirigen dengan sebutan monyet karena gaya mereka yang kadang saya pikir itu berlebihan.

Tapi jujur saya tidak menaruh dendam, sekarang saatnya berpikir positif, mungkin inilah jalan yang di tunjukkan Tuhan. Saya malah ingin berterima kasih pada guru saya, atas ajarannya pada saya hingga saya memperoleh juara 1 sebagai dirigen terbaik. Hal yang ingin saya katakan ialah “terkadang kita jatuh, kita berusaha lagi, tetapi kita terjatuh lagi, kita menjadi marah dan putus asa, tetapi bangunlah, bukan hanya bangun tapi bangkitlah, hidup kita masih panjang, ini bukan sekedar kata tapi nyata, kita hidup sekali, tapi kita punya ribuan kesempatan untuk mencoba banyak hal, kita punya jejak, tapi kita punya kaki untuk melangkah ke tempat yang baru, jadi kenapa kita harus berhenti? Keep moving forward!”


------------------------------------------------------------------------------------
Cerita Inspirasi II:
ILMU = TAMBANG EMAS


Saya akan bercerita tentang seorang kenalan, dia adalah kakak kelas saya semasa duduk di SMA, sekaligus teman kakak saya. Mungkin ini terdengar biasa, tapi bagi saya ini termasuk luar biasa. Ia lahir dibawah tekanan ekonomi yang rendah, hidup disebuah kecamatan yang jauh dari kota yang artinya tiap hari ia harus menaiki kapal penyebrangan untuk ke sekolah.

Tapi hal yang membuat saya kagum, semangatnya untuk sekolah begitu tinggi. Ia sangat terkenal disekolah terutama kalangan guru karena kejeniusan yang dimilikinya. Ia sering menjuarai berbagai macam perlombaan hingga olympiade sains sampai tingkat nasional. Saya senang sekolah kami bisa memiliki kakak tersebut, berkatnya nama sekolah kami semakin terangkat. Padahal ketika SMP, ia sekolah di sekolah yang tergolong sangat kurang dari yang paling kurang. Tapi berkatnya sekali lagi saat ia SMP dan menjuarai sebuah olympiade serta mengalahkan anak SMA, nama sekolahnya menjadi terangkat. Bravo!

Waktu SMA, saya mulai ikut olympiade dan saya akhirnya tahu berapa uang yang didapatkan dengan menjadi juara 1(tingkat provinsi), benar-benar menggiurkan, uang yang didapat senilai Rp 6.000.000 uang bersih, belum lagi yang kotornya. Wah, wah, pantas saja kakak kelas saya mampu membeli handphone dengan harga tinggi padahal bukannya ia dari orang yang tidak mampu. Ditambah lagi, berbagai macam perlombaan yang diikutinya, berapakah uang yang sudah terkumpul? Pasti sudah lumayan banyak. Tapi jangan salah, bukan hanya karena otak pintar yang membuatnya sukses, tetapi karena ia selalu tekun belajar, tak pernah pelit ilmu dan tidak sombong.

Kita bandingkan saja dua kakak kelas saya, yang pertama: otak pintar, rajin belajar, suka memberi ilmu pada temannya dan baik hati; yang kedua: otak pintar, rajin belajar, pelit ilmu da sombong. Yang manakah yang akan sukses?tentu yang pertama. Kenapa? Tuhan tidak pernah berhenti memberi berkatNya terutama bagi mereka yang baik hatinya, buktinya sekarang kabar yang terakhir saya dengar ialah, kakak kelas saya itu mendapat beasiswa di salah satu universitas di Jakarta setelah mengikuti tes melawan para calon mahasiswa lainnya. Dan menurut saya, itu keren. Bukan hanya karena ia dapat beasiswa, tapi karena ia betul-betul menikmati dan menghargai hidupnya, ia selalu berusaha sebaik mungkin dalam segala hal meski mengetahui keadaannya yang terbatas. Teringat lagi, seorang dosen pernah berkata pada saya, dalam dunia luar nanti, orang akan mementingkan sosial kita sebesar 80% sedangkan ilmu kita sebesar 20%. Jadi sepintar apapun bila tak mampu bersosialisasi dengan benar, ilmu kita hanya sia-sia. Sebenarnya yang terpenting adalah balance, sama seperti hidup yang butuh uang dan juga butuh cinta.

Saat itu saya mulai berpikir, pengetahuan itu sebenarnya investasi besar dan ilmu adalah suatu bekal untuk meraup investasi itu. Karena itu, saya ingin terus rajin belajar dan berusaha lebih baik dari sekarang! =]